Senin, 20 Juni 2016

Sinamot, Mahar Super Mahal Ala Batak




Eh... udah HT aja nih. Terimakasih buat momod, officer, dan seluruh warga KASKUS. Karna udah HT, ane jelasin ya gansis biar ga cape liatin komen di thread ini. Sinamot ini bukan bermaksud memperjualbelikan perempuan tetapi secara simbolis sebagai penghargaan terhadap seorang gadis bahwa gadis itu terhormat. Bagi kami orang Batak, perempuan itu sangat berharga karna merupakan Anak Raja atau kami sebut Boru Ni Raja. Jadi kalau mau meminangnya harus ada perjuangan. Bukannya gadis Batak itu sombong atau matre , tapi beginilah cara mereka dihargai. Besar kecilnya Sinamot juga ga pasti. Itu semua tergantung dari diskusi antar keluarga walaupun tidak dipungkiri faktor yang disebutkan dalam thread ini masih dipakai sebagai pertimbangan menentukan harga sinamot. Kalau kedua belah pihak mampu, ya jadinya pesta besar. Tapi kalau kedua belah pihak tidak mampu, ya sederhana saja yang penting perjuangannya udah jelas terlihat. Pantang mundur untuk mendapatkan pujaan hatinya walaupun harus membayar sedikit lebih mahal bisa diartikan kalau si pria tidak main-main cintanya dengan si gadis. Jangan salah paham ya!

Pihak perempuan sering ngeliat perjuangan calon hela(menantu pria)-nya dari diskusi marhata sinamot antar dua pihak keluarga.

Kalau diliat dia betul-betul berjuang untuk sang gadis, nanti juga diterima sinamotnya sesuai kemampuan. Lagian pihak perempuan jadi bisa melihat juga tingkat solidaritas keluarga pihak laki-laki karna sinamot ini ga selamanya murni uang si calon mempelai pria, tapi juga ada bantuan dari bapauda, bapatua, tulang, dsb.

Belum lagi tanggung jawab pihak perempuan jadi berat kalau ada sinamotnya. Kan malu kalau kita udah dikasih sinamot tapi ternyata setelah jadi istri dan parumaen(menantu perempuan) orang malah ga becus. Apa nanti kata keluarga besan?

Dan hasilnya bisa dilihat di sekitar kita, pasangan batak itu jarang ada yang bercerai. Bukan hanya karena susahnya perjuangan untuk menikah tapi juga karena susahnya untuk bercerai. Ketika ada masalah dalam rumahtangga mereka kelak, mulai dari keluarga, kerabat bahkan dalam keadaan tertentu tetua adat pun ikut mendamaikan.

Dan juga setelah menikah, karena telah terbiasa menabung dan kerja keras untuk mengumpulkan modal menikah jarang sekali orang batak yang bermalas-malasan menafkahi keluarganya. Dan juga rajin menabung untuk anaknya kelak.

Kami orang Batak, tidak mendapatkan pasangan kami hanya modal kolor dan janji tapi dengan perjuangan yang berat dan bantuan keluarga besar. Jadi, ambil positifnya aja


Lajang Batak yang ingin menikah pasti akan merasa cemas... bukan cemas karena apa-apa, tapi cemas memikirkan berapa harga Sinamot yang harus dikeluarkan nanti. Memang harga Sinamot tidak ada harga yang baku/pasti. Sinamot ditentukan dengan diskusi antar keluarga. Namun besar-kecilnya Sinamot juga dipengaruhi oleh beberapa hal.


Sinamot adalah biaya yang diberikan oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan yang hendak menikah dalam bahasa batak sering disebut Tuhor Ni Boru. Kalau bahasa Indonesianya bisa dibilang Mahar.

Ada beberapa hal yang mempengaruhi besar kecilnya Sinamot.


Status Pendidikan


Makin tinggi status pendidikan, makin besar Sinamotnya. Itu sebabnya boru batak diusahakan sekolah setinggi mungkin. Kalau yang hanya tamatan SD Sinamotnya kisaran Rp. 1.000.000, coba kita bayangkan berapa kira-kira Sinamot untuk yang tamatan S-2? Biasanya bisa sampai puluhan juta loh.


Status Pekerjaan


Semakin tinggi gaji/penghasilan seorang gadis, maka semakin tinggi pula Sinamot yang diharapkan. Bisa saja seorang gadis yang hanya tamatan SD dihargai Sinamotnya hingga puluhan juta karena memiliki penghasilan yang bisa dibilang tidak kalah dengan para manajer di perusahaan besar. Itu hanya sekelas penghasilan manajer loh, bagaimana kalau sekelas Direktur? Atau mungkin pemilik perusahaan? Wow... Membayangkannya saja sudah luar biasa.


Status Sosial Keluarga


Status sosial keluarga juga berpengaruh dalam menentukan harga Sinamot. Semakin dihormati/dipandang suatu keluarga oleh masyarakat, maka semakin besar pula Sinamot untuk anak gadisnya. Karena Sinamot ini juga dianggap sebagai harga diri seseorang.


Status Sebagai Anak


Ada lagi yang mempengaruhi harga Sinamot yaitu status si anak didalam keluarganya. Anak perempuan satu-satunya disebut Boru Sasada. Anak perempuan yang merupakan anak sulung disebut Boru Panggoaran. Anak perempuan yang paling bontot disebut Boru Siappudan. Ketiganya memiliki harga Sinamot yang biasanya lebih mahal.


Status Perilaku


Semakin baik perilaku seorang gadis dinilai oleh masyarakat, maka semakin tinggi pula harga Sinamotnya. Tapi kalau kelakuan seorang anak gadis dianggap masyarakat tidak baik bisa-bisa ga dihargai lagi dong. Itu sebabnya orang Batak sangat keras mendidik anaknya bila menyangkut moral.


Status Rupa

Yang ini juga berpengaruh loh. Semakin cantik seorang gadis, semakin tinggi pula harga Sinamotnya. Karna anak gadis yang cantik itu dianggap bisa memperbaiki keturunan loh.


Ingat : Sinamot tidak termasuk biaya pesta ya! Biaya pesta nikah orang batak juga tidak kalah banyak. Untuk sewa wisma aja paling murah kisaran 4 juta. Belum lagi biaya kateringnya, musiknya, bikin undangan dan acara adatnya. Itu sebabnya orang batak kalau mau cerai juga mikir jutaan kali mengingat biaya yang dikeluarkan untuk menikah tidak sedikit dan penuh perjuangan.


Pantesan aja banyak yang jadi Panglatu (Panglima Lajang Tua) ternyata Sinamotnya mahal ya.
Jadi, sudah cukupkah tabungan Anda untuk menikah?


Sumber : kaskus.co.id

Sinamot, Mahar Super Mahal Ala Batak Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 comments:

Posting Komentar