HT Thanks for mimin , momod nd offcer nd Thanks for all kaskuser keep gaskus sis gan
Quote:
Pada Piala AFF 2016, untuk pertama kalinya Nyanmar dan Filipina menjadi tuan rumah. Indonesia pun masih terlalu asing dengan stadion-stadion di dua negara tersebut, yang akan menjadi tempat diselenggarakannya Piala AFF tahun ini.
Myanmar menyiapkan Stadion Wunna Theikdi dan Stadion Thuwunna. Sedangkan Filipina menyiapkan Stadion Olahraga Filipina (Philippine Sports Stadium) dan Stadion Rizal Memorial.
Empat stadion tersebut tidak hanya asing di telinga pencinta sepakbola Tanah Air, namun juga mungkin bagi skuat asuhan Alfred Riedl. Namun, dari itu semua Indonesia diharapkan mampu memetik hasil maksimal, khususnya pada dua stadion di Filipina.
Indonesia akan bermain di Filipina setelah tergabung di Grup A bersama sang tuan rumah, Thailand, dan Singapura. Susunan tim tersebut bisa disebut kalau Grup A adalah grup neraka karena Thailand dan Singapura adalah pemilik empat gelar juara Piala AFF.
Boaz Solossa dan kawan-kawan akan melawan Thailand di Philippine Sports Stadium pada Sabtu (19/11/16), lalu melawan tuan rumah Filipina di Philippine Sports Stadium pada Selasa (22/11/16). Dan laga terakhir fase grup melawan Singapura di Stadion Rizal Memorial pada Jumat (25/11/16).
Terkait stadion-stadion untuk Piala AFF 2016,di lansir dari INDOSPORT mencoba mengulas nama-nama stadion yang kerap melahirkan hasil tidak memuaskan bagi Timnas Indonesia.
Berikut lima stadion angker yang kurang bersahabat dengan hasil yang diraih Timnas Indonesia di sepanjang sejarah Piala AFF.
Quote:1. Stadion Thong Nhat
Tim Nasional Indonesia mengawali Piala AFF 1998 denga mulus, di mana tim asuhan Rusdy Bahalwan mencatat poin penuh usai mengalahkan Filipina 3-0 dan Myanmar 6-2. Namun pada laga pamungkas Grup A, Timnas Garuda mencatat kekalahan 2-3 dari Thailand, di mana laga kini lebih dikenal dengan insiden "Sepakbola Gajah".
Mimpi buruk Indonesia di Stadion Thong Nhat bermula ketika berhadapan dengan Thailand, pada 31 Agustus 1998. Mursyid Effendi mencetak gol bunuh diri pada menit ke-90 ketika kedudukan Indonesia melawan Thailand sama kuat 2-2.
Indonesia sebenarnya unggul terlebih dulu melalui gol Miro Baldo Bento, namun bisa disamakan Thailand melalui gol Kritsada Piandit. Begitu pula ketika Aji Santoso kembali membawa Merah Putih unggul 2-1, lagi-lagi tim Gajah Putih manpu menyamakan kedudukan melalui Therdsak Chairman.
Namun, tiba-tiba Mursyid Effendi melakukan gol bunuh diri pada penghujung laga, yang membuat publik sepakbola Tanah Air bertanya-tanya. Ternyata Indonesia sengaja mengalah agar tidak bertemu tuan rumah Vietnam pada babak semifinal.
Sayang, sikap tidak terpuji Indonesia pada laga melawan Thailand tampaknya membawa kutukan kepada Widodo Cahyono Putro cs. Alih-alih menghindari Vietnam, dan Indonesia malah menelan kekalahan dari Singapura, dianggap sedikit lebih lemah.
Indonesia secara mengejutkan tertinggal 0-2 dari Singapura dalam 30 menit pertama. Rafi Ali dan Nazri Nasir membawa Singa Air Mancur unggul dua gol terlebih dulu sebelum Miro Baldo Bento menyamakan kedudukan, dan menutup laga dengan skor keunggulan 2-1 untuk Singapura.
Indonesia pun harus puas finish di posisi ketiga setelah mengalahkan Thailand pada perebutan tempat ketiga. Indonesia menang melalui adu penalti setelah bermain imbang 3-3 atas Thailand.
Kendati demikian, enam tahun berselang, Indonesia kembali menginjakkan kakinya di Ho Chi Minh City. Kali ini, Indonesia berusaha menghapus kutukan Stadion Thong Nhat setelah membuka laga Piala AFF 2004 dengan kemenangan 6-0 atas Laos.
Tapi, pada laga kedua, Indonesia harus puas bermain imbang 0-0 dengan Singapura di Stadion Thong Nhat. Hasil minor itu kembali membuat keangkeran Stadion Thong Nhat menghantui pasukan Peter White ketika berhadapan tuan rumah Vietnam pada laga ketiga.
Beruntung, pertandingan melawan Vietnam bergeser ke Stadion Nasional My Dinh di Hanoi. Indonesia pun langsung dinaungi Dewi Fortuna, dan mengalahkan sang tuan rumah 0-3, berkat gol dari Muhammad Mauli Lessy, Boaz Solossa, dan Ilham Jaya Kesuma.
Dan, puncaknya Indonesia pesta gol ketika melawan Kamboja pada laga terakhir pada Grup A Piala AFF 2004. Indonesia menang 8-0, hasil sumbangan hattrick Ilham, dua gol Elie Aiboy dan Kurniawan Dwi Yulianto, serta satu gol Ortizan Solossa.
Quote:2. Stadion Nasional Bukit Jalil
Untuk Piala AFF, Tim Nasional Indonesia pertama kali bermain di Stadion Nasional Bukit Jalil pada edisi kelima atau pada tahun 2004. Pada saat itu Garuda Jaya mengamuk dengan melumat tuan rumah Malaysia 1-4, setelah sebelumnya takluk 1-2 di Jakarta.
Namun keadaan berbalik 180 derajat saat Indonesia kembali datang ke Kuala Lumpur untuk bermain di Stadion Nasional Bukit Jalil, pada Piala AFF 2010. Indonesia, yang saat itu tampil perkasa pada fase grup berkat naturalisasi pemain asing, dibuat tak berdaya Malaysia di Stadion Nasional Bukit Jalil.
Pada pertandingan leg pertama final Piala AFF 2010 itu, Indonesia dicukur Malaysia 3-0, melalui dua gol Safee Ali dan satu gol Ashaari Shamsuddin. Kekalahan tersebut langsung membuat mental Bambang Pamungkas dan kawan-kawan runtuh, yang membuat Indonesia susah payah untuk meraih kemenangan 2-1 pada leg kedua dan menggagalkan meraih gelar juara.
Dua tahun berselang, Indonesia berada satu grup dengan Malaysia yang menjadi tuan rumah Piala AFF 2012. Meski pelatih Nil Maizar banyak membawa wajah baru, tampaknya Irfan Bachdim cs masih sedikit traumatik dengan Stadion Nasional Bukit Jalil.
Melawan tim sekelas Laos, Indonesia hanya mampu bermain imbang 2-2. Apalagi Tim Merah Putih tertinggal 0-1 lebih dulu sebelum Raphael Maitimo menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Lalu kembali tertinggal 1-2, hingga akhirnya Vendry Mofu menyelamatkan muka Indonesia melalui golnya di masa injury time.
Pasca hasil imbang dari Laos, Indonesia mampu bangkit dengan mengalahkan Singapura 1-0. Namun pada laga pamungkas Grup B, Indonesia dibuat tidak berkutik oleh tuan rumah Malaysia, di mana Singa Malaya menghajar Indonesia dengan skor 2-0 di Stadion Nasional Bukit Jalil.
Kekalahan Indonesia pada laga terakhir fase grup membuat mereka gagal lolos ke babak semifinal. Indonesia hanya mampu finish di posisi ketiga fase grup Piala AFF 2012.
Quote:3. Stadion Rajamangala
Stadion yang terletak di Bangkok ini tidak hanya menjadi tempat menakutkan bagi Tim Nasional Indonesia, melainkan juga rival-rival Thailand di Asia Tenggara. Dengan kapasitas 65 ribu tempat duduk, stadion yang diresmikan pada tahun 1998 itu menjadi salah satu senjata andalan Thailand menaklukan lawan-lawannya.
Dan akhirnya Indonesia untuk pertama kalinya menjajal Stadion Rajamangala di Piala AFF pada tahun 2000, di mana Thailand menjadi tuan rumah. Awalnya, Tim Garuda mendulang hasil manis dengan menyingkirkan Vietnam 3-2 melalui perpanjangan waktu, pada babak semifinal.
Namun, ketika melaju ke final dan berhadapan dengan si empunya stadion, Indonesia dibuat tidak berdaya oleh Thailand. Tim arahan Nandar Iskandar dibantai Worrawoot Srimaka cs dengan skor 4-1.
Hasil memalukan pada final Piala AFF 2000 jelas membekas bagi sepakbola Tanah Air. Tak ayal ketika Indonesia kembali ke Bangkok untuk Piala AFF 2008, keangkeran Stadion Rajamangala menyelimuti anak asuhan Benny Dollo.
Indonesia harus melawan Thailand di babak semifinal Piala AFF 2008 tak lepas dari kegagalan mereka menjadi juara pada fase grup. Alhasil, ketakutan Tim Merah Putih untuk kembali bermain Stadion Rajamangala tidak bisa terelakkan.
Setelah dipermalukan 0-1 pada leg pertama di Jakarta, Indonesia tidak bisa berbuat banyak di markas Thailand. Budi Sudarsono dan kawan-kawan kalah 2-1 pada leg kedua di Stadion Rajamangala.
Sebenarnya Indonesia memiliki asa untuk lolos ke final setelah Nova Arianto membungkam publik Stadion Rajamangala, dengan mencetak gol keunggulan pada menit kesembilan. Tapi, dukungan tanpa henti suporter Thailand membuat pasukan Peter Reid pantang menyerah.
Thailand akhirnya mampu membuat skor imbang 1-1 melalui gol Teeratep Winothai pada menit ke-73. Otomatis, gol tersebut melecut semangat para pemain Thailand, dan pada akhirnya mereka berhasil membalikkan keadaan menjadi 2-1 berkat gol Ronnachai Rangsiyo pada menit ke-89, sekaligus menambah rekor buruk Indonesia di Stadion Rajamangala.
Quote:4. Stadion Nasional Singapura
Bermain di Stadion Jurong, Singapura, Tim Nasional Indonesia mengukir start mulus pada Piala AFF 1996. Dari empat laga, Timnas Garuda mengalahkan Laos 5-1, Kamboja 3-0, Myanmar 6-1, dan menahan imbang Vietnam 1-1.
Namun ketika lolos ke babak semifinal, pertandingan dimainkan di Stadion Nasional, Kallang, Singapura, awan hitam menghampiri tim yang dikapteni Fakhri Husaini tersebut. Indonesia, yang tampil garang di fase grup, tiba-tiba tumpul ketika berhadapan dengan Malaysia pada babak semifinal.
Indonesia dihajar Malaysia 1-3. Tiga gol Malaysia disumbangkan oleh Sanbagamaran, Rusdee Sulong, dan Shamsurin Abdul Rahman. Sementara gol semata wayang Timnas Garuda berasal dari gol bunuh diri pemain lawan, Azmil Azali.
Gagal menembus partai pamungkas, Indonesia berpeluang mendapatkan posisi tiga besar dengan melawan Vietnam. Sayang, Stadion Nasional, Kallang, di Singapura tampaknya bukan tempat cocok bagi Indonesia, setelah mereka takluk dari Vietnam dengan skor tipis 2-3.
Delapan tahun berselang, Indonesia kembali merumput di Stadion Nasional, Kallang untuk leg kedua final Piala AFF 2004. Bermodalkan kekalahan 1-3 pada leg pertama di Jakarta, Indonesia wajib minimal menang 0-3 di stadion kebanggaan Singapura tersebut.
Sayang, harapan Indonesia untuk merengkuh gelar juara kembali sirna ketika Singapura langsung unggul 1-0, ketika laga baru berjalan enam menit. Lalu Agu Casmir menambah keunggulan The Lions menjadi 2-0 pada menit ke-41, sebelum Indonesia memperkecil kedudukan menjadi 2-1 pada menit ke-77 melalui gol Elie Aiboy.
Nasib sial Indonesia di Stadion Nasional, Kallang, berlanjut pada Piala AFF 2007. Kali ini, ketidak cocokan Timnas Garuda dengan stadion yang berkapasitas 55 ribu penonton itu menyebabkan tim arahan Peter White gagal lolos ke babak semifinal, alias tersingkir di fase grup.
Hasil itu jelas memalukan karena sebelumnya Indonesia selalu lolos ke final pada tiga perhelatan terakhir Piala AFF. Bermain di Stadion Nasional, Kallang, Indonesia hanya mencatat satu kemenangan dan dua hasil imbang.
Indonesia mengawali laga fase grup Piala AFF 2007 dengan kemenangan 3-1 atas Laos. Namun pada dua laga terakhir, Indonesia bermain imbang 1-1 dengan Vietnam dan imbang 2-2 dengan tuan rumah Singapura.
Sebenarnya, perolehan poin pada klasemen akhir antara Indonesia, Singapura, dan Vietnam sama-sama mengoleksi lima poin. Tapi Ponaryo Astaman cs kalah dalam jumlah selisih gol, sehingga menyebabkan mereka harus pulang lebih awal.
Usai Piala AFF 2007, Stadion Nasional di Singapura telah dirubuhkan dan pemerintah setempat membangun stadion lebih megah nan modern di tempat yang sama. Namun stadion baru yang memiliki fasilitas atap yang bisa menutup itu tetap diberi nama Stadion Nasional.
Quote:5. Stadion Utama Gelora Bung Karno
Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) adalah stadion kebanggaan Indonesia ketika menjamu tim sepakbola luar negeri di Tanah Air. Dengan kapasitas yang dulu mampu menampung hingga 100 ribu penonton, SUGBK menjadi tempat menakutkan bagi lawan-lawan Timnas Garuda.
Namun, kenyataan tersebut berbanding terbalik. Ternyata, Indonesia tidak selalu beruntung jika bermain di stadion yang terletak di bilangan Senayan, Jakarta tersebut, apalagi ketika Tim Merah Putih bermain di Piala AFF.
SUGBK mulai menggelar Piala AFF pada tahun 2002, di mana Indonesia untuk pertama kalinya bertindak sebagai tuan rumah bersama dengan Thailand. Meski bermain di hadapan publik sendiri, Indonesia yang saat itu ditangani Ivan Venkov Kolev dibuat ketar-ketir karena hampir gagal lolos ke babak semifinal.
Bermain sebagai tuan rumah, Indonesia tampil gugup. Menjamu tim sekelas Myanmar, Aji Santoso dan kawan-kawan hanya mampu bermain imbang 0-0. Bahkan dukungan suporter di SUGBK tidak membantu Indonesia ketika hampir dipermalukan Vietnam sebelum bermain imbang 2-2.
Beruntung Indonesia masih bisa lolos ke babak semifinal, di mana mereka mengalahkan Malaysia 1-0 melalui gol Bambang Pamungkas dan lolos ke final. Namun, raksasa Asia Tenggara, Thailand, sudah menunggu di partai puncak.
Menggelar laga final Piala AFF 2002 antara Indonesia melawan Thailand, SUGBK disesaki sekitar lebih dari 100 ribu penonton. Lautan warna merah menghiasi tribun dan nyanyian yel-yel dukungan untuk Timnas Garuda menggema hingga keluar stadion.
Sayang, SUGBK ternyata juga belum mampu untuk membawa Indonesia menjadi jawara di Asia Tenggara. Setelah bermain imbang 2-2 pada waktu normal, tim Gajah Putih Thailand mengalahkan Indonesia melalui babak adu penalti.
Pada Piala AFF 2004, Indonesia kembali menembus babak final. Tapi tidak terdapat peran SUGBK pada prestasi tersebut, karena Indonesia menelan kekalahan 1-2 dari Malaysia pada leg pertama babak semifinal.
Beruntung, sebelum tragedi final Piala AFF 2010, Indonesia masih dinaungi Dewi Fortuna di Stadion Nasional Bukit Jalil. Indonesia secara mengejutkan menang telak 4-1 atas Malaysia.
Akan tetapi, Indonesia kembali tidak memaksimalkan status tuan rumah ketika menjamu Singapura pada leg pertama final Piala AFF 2004. SUGBK kembali jadi saksi bisu keterpurukan Indonesia di dunia sepakbola setelah Singapura menang 1-3. Indonesia pun kembali gagal jadi juara setelah kalah 2-1 di Singapura.
Kesialan Indonesia di SUGBK pada Piala AFF berlanjut pada tahun 2008. Meski dikalahkan Singapura 0-2 di SUGBK, Budi Sudarsono dan kawan-kawan tetap mampu lolos ke babak semifinal.
Namun, Indonesia hanya mampu melangkah hingga babak empat besar pada Piala AFF 2008. Pada leg pertama di SUGBK, gol cepat Teerasil Dangda pada menit keenam menggetarkan gawang kiper Markus Horison, dan membawa Thailand unggul 0-1.
Indonesia seharusnya berpeluang besar untuk menyamakan kedudukan atau bahkan membalikkan keadaan. Beberapa kali gempuran anak asuhan Benny Dollo membuat kiper Thailand jatuh bangun, sayang, Dewi Fortuna tampaknya tidak memberkati Indonesia, dan skor 0-1 untuk Thailand berakhir hingga laga bubar.
Kekalahan di SUGBK jelas menyulitkan Indonesia pada leg kedua di Bangkok. Indonesia pun dipastikan gagal lolos ke final setelah kalah dengan agregat 1-3.
Quote:Tim Nasional Indonesia hingga saat ini belum pernah menjuarai turnamen sepakbola paling bergengsi se-Asia Tenggara, yakni Piala AFF.
Semoga tahujn ini bisa juara Piala AFF
Sumber Refrensi
Quote:See You Next Time di trit ane selanjut nya
keep ngaskus gansis
Spoiler for Jangan di bukan gansis !:
Yang lempar cendol semoga rejeki nya di mudahkan
yang bantu Rate 5 semoga urusan nya di mudahkan
yang lempar bata semoga cepet dapet hidayah
yang komen semoga ilmu nya bermanfaat
amin allahumma amin
yang bantu Rate 5 semoga urusan nya di mudahkan
yang lempar bata semoga cepet dapet hidayah
yang komen semoga ilmu nya bermanfaat
amin allahumma amin
Trit ane yang lain :
Beda Nasib Rio Haryanto dan ‘Tuan Muda Konglomerat’ Sean Gelael
Antara Britpop, Fanatisme, dan Sepakbola Inggris
Pemain dan Pelatih yang Siap Menjadi Mimpi Buruk Indonesia di Piala AFF
Gapai Mimpi di Luar Negeri, Bagaimana Peran PSSI dan Pemerintah ?
5 Pemain yang Bakal Jadi Kartu Truf Timnas Indonesia di Piala AFF 2016
Kisah Syamsir Alam, Bintang Muda Timnas yang Berakhir di Liga Antar Kampung
Sepakbola Indonesia Ingin Cetak Generasi Emas, Wajib ada Sosok Seperti Michel Sablon
Ini tips ampuh tembus KPR di bank
Just for ts
bahkan rumah sendiri jadi kuburan angker juga buat timnas
gak lama lagi neh aff
ane kira karna suporternya jadi angker
semuanya angker om,
Indonesia lemah
pasti tiap tengah malam banyak penonton yang teriak-teriak yah padahal tidak ada pertandingan
walah gbk juga masuk ya
ane kira ad kuburan keramatnya
TIMNAS DIMANA MANA MAIN MAH JADI KUBURAN GAN
Apa cuma ane yang ngerasa kalo timnas kita itu jagonya dikandang, jadi tuan rumah pun difinal selalu keok
Semoga tahun ini bisa juara yah, lawannya nggak main-main ada thai, filip, sama singa
Semoga tahun ini bisa juara yah, lawannya nggak main-main ada thai, filip, sama singa
Indonesia tanpa gelar juara di piala aff
yang semangat indonesia
Masih meragukan bray definisi angkernya
Kalo kalah sepak bola gajah di Thong Nhat
dan kalah karena dugaan match fixing di Bukit Jalil
hanya disebut angker,
Berarti kita ga ngehargain
perjuangan mendiang Soeratin dong
Kalo kalah sepak bola gajah di Thong Nhat
dan kalah karena dugaan match fixing di Bukit Jalil
hanya disebut angker,
Berarti kita ga ngehargain
perjuangan mendiang Soeratin dong
smpe stadion sendiri jah angker yah
yang ane tau cuma bukit jalil ama gbk pas lawan malaysia
Stadionnya jd angker karena Tim Indonesia tidak mau belajar dari pengalaman, dan tidak mau berlatih lebih giat.
Stadion wembley gan.
Quote:Original Posted By sutou.ririka ?
bahkan rumah sendiri jadi kuburan angker juga buat timnas
wkwkwkw bener banget tuh gan
bahkan rumah sendiri jadi kuburan angker juga buat timnas
wkwkwkw bener banget tuh gan
owalah ane baru sadar
kenapa ada kostum pocong di stadion tim indonesia
biar terlihat angker bagi tim lawan
Via: Kaskus.co.id
kenapa ada kostum pocong di stadion tim indonesia
biar terlihat angker bagi tim lawan
0 comments:
Posting Komentar