Minangkabau merupakan salah satu suku di Indonesia yang berasal dari provinsi Sumatera Barat. Populasi suku Minangkabau diperkirakan sekitar 6.462.000 - 8.000.000 jiwa. Bagi suku-suku lainnya di Indonesia, orang Minangkabau seringkali disebut sebagai orang Padang. Padahal istilah tersebut salah besar karena Padang merupakan nama salah satu kota di Sumatera Barat. Sementara orang Minangkabau tidak semuanya berasal dari Padang.
Suku Minangkabau memiliki beragam keunikan yang menjadikan mereka salah satu suku paling eksotis di Indonesia. Berikut beberapa diantaranya.
Quote:Sistem Kekerabatan
Spoiler for buka:
Quote:Suku Minangkabau menganut sistem kekerabatan matrilineal dimana alur keturunan berasal dari pihak ibu. Selain matrilineal, suku Minangkabau juga matriarkat. Konon katanya di dunia ini hanya ada 5 suku atau kelompok etnis yang matrilineal dan matriarkat seperti suku Minangkabau. Jadi, suku Minangkabau tidak hanya menjadikan kaum perempuan sebagai alur garis keturunan, tetapi diberi kedudukan yang istimewa. Kaum perempuan memainkan peranan dalam menentukan keberhasilan pelaksanaan keputusan-keputusan yang dibuat oleh kaum lelaki dalam posisi mereka sebagai mamak (paman atau saudara dari pihak ibu), dan penghulu (kepala suku). Pengaruh yang besar tersebut menjadikan perempuan Minang disimbolkan sebagai Limpapeh Rumah Nan Gadang (pilar utama rumah). Walau kekuasaan sangat dipengaruhi oleh penguasaan terhadap aset ekonomi namun kaum lelaki dari keluarga pihak perempuan tersebut masih tetap memegang otoritas atau memiliki legitimasi kekuasaan pada komunitasnya. Dalam tradisi orang Minangkabau, kaum perempuan juga ditunjuk sebagai pewaris harta pusaka.
Quote:Arsitektur
Spoiler for buka:
Quote:Suku Minangkabau memiliki rumah adat yang disebut Rumah Gadang. Inilah salah satu karya arsitektur tradisional terindah di Indonesia. Rumah Gadang ini memiliki keunikan arsitektur dengan bentuk puncak atapnya runcing yang menyerupai tanduk kerbau dan dahulunya dibuat dari bahan ijuk yang dapat tahan sampai puluhan tahun. Bagian depan dari Rumah Gadang biasanya penuh dengan ukiran ornamen dan umumnya bermotif akar, bunga, daun serta bidang persegi empat dan genjang. Sedangkan bagian luar belakang dilapisi dengan belahan bambu. Rumah tradisional ini dibina dari tiang-tiang panjang, bangunan rumah dibuat besar ke atas, namun tidak mudah rebah oleh goncangan, dan setiap elemen dari Rumah Gadang mempunyai makna tersendiri yang dilatari oleh tambo yang ada dalam adat dan budaya masyarakat setempat.
Seluruh tiang Rumah Gadang tidak ditanamkan ke dalam tanah, tapi bertumpu ke atas batu datar yang kuat dan lebar. Seluruh sambungan setiap pertemuan tiang dan kasau (kaso) besar tidak memakai paku, tapi memakai pasak yang juga terbuat dari kayu. Ketika gempa terjadi Rumah Gadang akan bergeser secara fleksibel seperti menari di atas batu datar tempat tonggak atau tiang berdiri. Begitu pula setiap sambungan yang dihubungkan oleh pasak kayu juga bergerak secara fleksibel, sehingga Rumah Gadang yang dibangun secara benar akan tahan terhadap gempa.
Quote:Kesenian
Spoiler for buka:
Quote:Ada beragam kesenian tradisional yang dimilik oleh suku Minangkabau, baik itu berbentuk seni rupa, pertunjukan, musik dsb. Salah satunya yang paling terkenal dan bisa dijumpai hampir disetiap daerah di Sumatera Barat adalah seni Randai. Randai dimainkan secara berkelompok dengan membentuk lingkaran, kemudian melangkahkan kaki secara perlahan, sambil menyampaikan cerita dalam bentuk nyanyian secara berganti-gantian. Randai menggabungkan seni lagu, musik, tari, drama dan silat menjadi satu. Pada awalnya Randai adalah media untuk menyampaikan kaba atau cerita rakyat melalui gurindam atau syair yang didendangkan dan galombang (tari) yang bersumber dari gerakan-gerakan silat Minangkabau. Namun dalam perkembangannya, Randai mengadopsi gaya penokohan dan dialog dalam sandiwara-sandiwara. Randai ini dimainkan oleh pemeran utama yang akan bertugas menyampaikan cerita, pemeran utama ini bisa berjumlah satu orang, dua orang, tiga orang atau lebih tergantung dari cerita yang dibawakan, dan dalam membawakan atau memerankannya pemeran utama dilingkari oleh anggota-anggota lain yang bertujuan untuk menyemarakkan berlansungnya acara tersebut. Pada video dibawah ini bisa dilihat contoh kesenian randai.
Selain randai, masih ada beberapa seni pertunjukan lainnya yang dimilik oleh suku Minangkabau seperti Tari Piring, Tari Indang, Tari Payung dll. Berbagai seni pertunjukan diatas biasanya selalu diiringi oleh musik dengan menggunakan alat-alat musik tradisional. Beberapa alat musik tradisional Minangkabau antara lain talempong, saluang, dan bansi. Dibawah merupakan contoh suara dari salah satu alat musik tradisional Minangkabau, yaitu bansi.
Quote:Kuliner
Spoiler for buka:
Quote:Suku Minangkabau memiliki beragam kuliner yang sudah sangat tersohor seantero negeri. Ini semua berkat keberadaan rumah makan Padang yang sudah tersebar dimana-mana. Diantaranya kuliner khas Minangkabau yang terkenal adalah rendang, dendeng, cancang dan aneka gulai-gulaian. Menikmati kuliner-kuliner diatas rasanya belum lengkap kalau belum dikasih sambalado yang terkenal akan kepedasannya.
Selain kuliner-kuliner utama diatas yang dinikmati ketika bersantap dengan nasi, masih ada kuliner-kuliner khas Minangkabau lainnya yang cukup terkenal dan dijadikan sebagai makanan sampingan. Beberapa diantaranya adalah sate Padang, dadiah, kripik balado, lamang, katan sarikayo dll.
Quote:Adat
Spoiler for buka:
Quote:Sistem adat suku Minangkabau menganut paham yang tertuang dalam istilah "adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah" (adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah). Oleh karena itu berbagai peraturan adat bagi suku Minangkabau sebisa mungkin tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Menurut tambo, sistem adat Minangkabau pertama kali dicetuskan oleh dua orang bersaudara, Datuk Ketumanggungan dan Datuk Perpatih Nan Sebatang. Datuk Ketumanggungan mewariskan sistem adat Koto Piliang yang aristokratis, sedangkan Datuk Perpatih mewariskan sistem adat Bodi Caniago yang egaliter. Dalam perjalanannya, dua sistem adat yang dikenal dengan kelarasan ini saling isi mengisi dan membentuk sistem masyarakat Minangkabau.
Dalam masyarakat Minangkabau, ada tiga pilar yang membangun dan menjaga keutuhan adat serta budaya. Mereka adalah alim ulama, cerdik pandai, dan ninik mamak, yang dikenal dengan istilah Tungku Tigo Sajarangan. Ketiganya saling melengkapi dan bahu membahu dalam posisi yang sama tingginya. Dalam masyarakat Minangkabau yang demokratis dan egaliter, semua urusan masyarakat dimusyawarahkan oleh ketiga unsur itu secara mufakat.
Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, masyarakat Minangkabau tidak cuma matrilineal tetapi juga matriarkat yang mana memberikan kedudukan istimewa bagi kaum wanita. Dalam musyawarah misalnya, kaum wanita mempunyai hak suara dan pendapat sama dengan laki-laki. Bahkan suara dan pendapat wanita menentukan lancar atau tidaknya pekerjaan tersebut. Misalnya, dalam upacara pernikahan. Belum dapat dilaksanakan suatu pernikahan jika belum mendapat persetujuan dari kaum wanita atau kaum ibu. Demikian pula dalam mendirikan gelar penghulu (kepala suku) dalam suatu kaum, yang mana baru dapat diresmikan apabila semua ibu dalam kaum tersebut menyetujuinya. Di samping itu penggunaan harta pusaka seperti menggadai, atau hibah dapat dilakukan kalau sudah mendapat persetujuan dari seluruh wanita anggota kaumnya.
Quote:Tradisi Merantau
Spoiler for buka:
Quote:Merantau merupakan suatu hal yang tak dapat dipisahkan dari suku Minangkabau. Asal usul kata "merantau" itu sendiri berasal dari bahasa dan budaya Minangkabau yaitu "rantau". Rantau pada awalnya bermakna wilayah wilayah yang berada di luar wilayah inti Minangkabau (tempat awal mula peradaban Minangkabau) yang disebut dengan wilayah darek (darat) atau luhak nana tigo. Seorang laki laki Minangkabau saat menginjak usia dewasa muda (20-30 tahun) sudah didorong pergi merantau oleh kultur / budaya adat Minangkabau yang dianut suku tersebut sejak dulu kala, entah kapan bermulanya tak bisa diketahui secara pasti. Tapi setidaknya berdasarkan sejarah yang masih bisa ditelusuri sekitar abad ke 7 orang orang atau pedagang Minangkabau berperan besar dalam pendirian kerajaan Melayu di wilayah Jambi sekarang yang pada zamannya berada pada posisi yang strategis dalam perdagangan di Selat Malaka atau Asia Tenggara umumnya.
Suku Minangkabau memang terkenal memiliki tradisi merantau yang kuat. Tidak heran bila saat ini kita bisa dengan mudah menemui orang Minangkabau diberbagai daerah di Indonesia. Bahkan kiprahnya juga sampai ke negara-negara tetangga hingga ke Filipina. Contohnya di Mindanao Selatan dimana keturunan perantau Minangkabau sudah hidup di sana dari ratusan tahun lalu. Gelar bangsawan mereka "Ampatuan" yang berasal dari Pagaruyung / Minangkabau (Ampu Tuan) masih mereka pakai sampai sekarang.
Sumber : kaskus.co.id
0 comments:
Posting Komentar